Ramadan sudah hampir usai, selain tradisi mudik, tradisi ziarah kubur saat lebaran seakan juga menjadi agenda wajib umat Islam di Indonesia. Lantas, bagaimana hukum tradisi ziarah kubur saat lebaran ini? Dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan? Simak dalam artikel berikut ini!
Menurut Prof. Dr. Nur Syam, M.Si dari UIN Sunan Ampel Surabaya, dahulu Nabi Muhammad SAW melarang ziarah kubur karena belum kuatnya akidah umat Islam kala itu, sehingga ziarah kubur menjadi sarana untuk meminta kepada orang yang sudah meninggal. Barulah setelah akidah umat Islam telah lebih kuat, Nabi Muhammad SAW memperbolehkan ziarah kubur.
Di Indonesia sendiri, ziarah kubur kepada kerabat yang telah meninggal maupun tokoh-tokoh tertentu telah menjadi tradisi dan budaya, khususnya pada momen Ramadan dan Idul Fitri. Hal ini karena puasa Ramadan dianggap sebagai bentuk penyucian jiwa, sedangkan Idul Fitri adalah momen untuk saling memaafkan sesama manusia. Sementara itu, ziarah kubur yang dilakukan pada waktu sebelum, saat, dan setelah bulan Ramadan merupakan pengingat manusia akan kematian.
Ziarah kubur saat lebaran umumnya dilakukan setelah pelaksanaan salat Idul Fitri, tetapi waktu pelaksanaannya di setiap daerah bisa berbeda-beda. Sebelum mulai ziarah, anggota keluarga biasanya akan membersihkan area makam dari sampah dan merapikan rumput terlebih dahulu untuk menghormati mendiang. Kegiatan ini dapat dilakukan sebelum lebaran.
Kemudian, melakukan pembacaan doa dan tahlil sebagai kegiatan inti dari ziarah kubur yang seringkali dipimpin oleh tokoh agama setempat maupun anggota keluarga yang dituakan. Setelah selesai berdoa, para peziarah akan menaburkan bunga dan menuang air wangi sebagai bentuk kasih sayang kepada mendiang.
Tradisi ziarah kubur saat lebaran ini tidak hanya bermakna spiritual, melainkan juga menjadi momen penting untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar. Di mana pada saat lebaran, biasanya anggota keluarga yang merantau ke berbagai daerah akan pulang ke kampung masing-masing, sehingga ziarah kubur menjadi agenda wajib.
Di Indonesia, ada beragam tradisi ziarah kubur saat lebaran yang sesuai dengan budaya setempat daerah masing-masing. Berikut beberapa tradisi ziarah kubur saat lebaran:
1. Hari Raya Enam. Tradisi di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, yang dilakukan pada hari keenam Idul Fitri dengan menggelar Silat Pangean, membersihkan kubur sanak saudara, berdoa, dan berkumpul di rumah adat masing-masing suku untuk mendengarkan arahan dari orang-orang yang dituakan.
2. Tradisi Ziarah di Desa Nyamuk, Kepulauan Riau, di mana anak-anak yang turut berziarah akan diberi amplop lebaran sebagai tanda terima kasih dengan tujuan agar anak-anak tidak perlu merasa takut saat harus mengunjungi makam keluarga.
3. Hari Raya Buyut. Tradisi Unjungan/Ngunjung Buyut di daerah Cirebon dengan melakukan tahlilan secara bergantian, membersihkan area makam, dan memugar makam yang rusak. Lalu, tradisi ditutup dengan menonton pertunjukan kesenian daerah.
Baca Selengkapnya: Tradisi Ziarah Unik di Indonesia yang Jarang Diketahui Orang
Terdapat dua hadist yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah membolehkan umat Islam untuk kembali berziarah, yaitu:
Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah) (HR Hakim).
"Sungguh aku dahulu telah melarang kamu ziarah kubur, maka sekarang Muhammad SAW telah diizinkan untuk berziarah ke kubur ibundanya, maka ziarahlah kamu karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan akan akhirat." (HR At-Tirmidzi).
Menurut hukum Islam, ziarah kubur saat lebaran termasuk dalam kategori amalan yang dianjurkan (sunnah) bagi laki-laki dan mubah (diperbolehkan) bagi perempuan. Adapun, untuk tradisi ziarah kubur saat lebaran sendiri menurut Mukhlis Lubis dalam buku Gaya Selingkung Beda Mazhab merupakan bentuk akulturasi budaya dengan nilai-nilai Islam di Indonesia tanpa perintah atau dalil anjuran maupun larangan secara eksplisit, sehingga ziarah kubur boleh dilakukan kapan saja. Para ulama juga menegaskan Namun, tetap penting agar ziarah kubur yang berlangsung sesuai dengan syariat Islam yang berlaku. Untuk itu, perlu mengetahui bagaimana tata cara ziarah kubur yang dianjurkan.
Baca Juga: Ziarah Kubur sebelum dan saat Ramadan Menurut Islam
Sesungguhnya Nabi Muhammad menyiram air di atas kuburan Ibrahim anaknya dan, ia juga meletakkan kerikil di atasnya (HR. Baihaqi)
Bagi Anda yang ingin berziarah ke San Diego Hills, tak perlu bingung, karena area pemakaman Islam di San Diego Hills (Five Pillars Garden) memiliki konsep 5 Rukun Islam yang terbagi menjadi beberapa mansion dengan penamaan berdasarkan Asmaul Husna, Zakat, dan Waktu Salat. Setiap mansionnya memiliki bangunan ikonik sehingga memudahkan para peziarah untuk menemukan lokasi makam yang dituju.
Selain itu, semua makam di mansion Islam San Diego Hills pun tepat menghadap kiblat sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW dalam HR Abu Dawud:
(Ka’bah adalah) kiblat kalian, dalam kondisi hidup dan mati.
Begitu juga dengan proses pemakaman Islam di San Diego Hills yang sesuai dengan syariat Islam.
Untuk informasi selengkapnya mengenai San Diego Hills, silakan hubungi Helly dengan klik tombol WhatsApp!
Sumber: